Tantangan Ekonomi
Foto ketika Auidiensi dengan Gubernur Jawa Barat, Gedung Sate 12022018 |
Untuk menjamin
terciptanya keberhasilan pembangunan dan guna mengatasi tantangan pelaksanaan
pembangunan Jawa Barat Tahun 2017 tersebut di atas, diperlukan keselarasan dan
kesinambungan pembangunan antara program pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Jawa
Barat. RKPD Jawa Barat Tahun 2017 disusun dengan
menjadikan agenda Pembangunan Nasional (NAWA-CITA) yang tercantum dalam RPJMN
tahun 2015-2019 yang kemudian dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Tahun 2017 sebagai salah satu rujukan.
Tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2017 adalah
“Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan Kesempatan
Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan Antar Wilayah”. Sumber
penerimaan Negara masih menjadi tantangan ekonomi Indonesia (demikian hal nya
Jawa Barat) pada tahun 2017. Untuk mewujudkan RKP dan sesuai dengan target
anggaran yang tersedia maka arah kebijakan yang dilakukan pemerintah di tahun
2017 antara lain:
§ Peningkatan ekspor non
migas barang dan jasa yang bernilai tambah lebih tinggi dengan produk yang
lebih bervariasi;
§ Penyederhanaan
perizinan dan penyediaan sarana layanan/fasilitas investasi;
§ Meningkatkan
ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan dan PNBP;
§ Menyempurnakan
peraturan perundang-undangan perpajakan dan PNPB;
§ Melakukan reformasi
kelembagaan.
Pada tahun 2017 salah satu yang diwaspadai adalah
perkembangan ekonomi global dan perkembangan perekonomian Negara-negara maju.
Hal ini dikarenakan perkembangan ekonomi negara tersebut berpengaruh terhadap
kondisi perekonomian Indonesia termasuk Jawa Barat di tahun 2017, terutama
Negara-negara mitra dagang. Selain itu perekonomian juga dipengaruhi oleh masih
berlanjutnya ketidakpastian di Eropa pasca Brexit, perubahan politik di Amerika
Serikat setelah terpilihnya Donald Trump yang diyakini berdampak luas, dan
harga komoditas yang masih belum sepenuhnya pulih.
Dari dalam negeri, yang diwaspadai adalah meningkatnya
inflasi di dalam negeri, karena adanya kenaikan tarif listrik dan pajak
kendaraan bermotor, serta pengurangan subsidi bahan bakar. Selain itu, hal lain
yang dipandang sebagai risiko terhadap pertumbuhan ekonomi adalah penerimaan
dari program amnesti pajak yang cukup tinggi di tahun 2016, namun tidak diikuti
di tahun 2017 dimana penerimaan secara keseluruhan dari amnesti pajak melemah
pada tahun 2017. Intinya pemerintah perlu
menjaga kestabilan perekonomian di dalam negeri dan tetap berusaha untuk mampu
menjadi Negara yang mandiri.
Perekonomian Jawa Barat di tahun 2017 diharapkan masih
tumbuh dengan tetap menjaga dan mengantisipasi faktor-faktor yang dapat
memengaruhi pertumbuhan ekonomi ialah tingkat konsumsi, belanja pemerintah,
investasi, dan juga ekspor. Karena pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada
konsumsi, oleh sebab itu, daya beli masyarakat harus diikuti terus, agar
konsumsi ini tetap berada pada posisi yang diinginkan. Untuk belanja pemerintah
pun harus lebih hati-hati.
Selain konsumsi dan belanja pemerintah, dua kunci
penting lain terkait yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi adalah investasi
dan juga ekspor. Dari sisi ekspor, di tahun 2017 ekspor Jawa Barat masih tumbuh.
Investasi pun masih berpeluang di tahun 2017. Investasi merupakan salah satu kunci
pertumbuhan ekonomi. Mendatangkan investor baru dan mempertahankan investor
lama, merupakan bagian penting yang harus dilakukan pemerintah. Harapannya, ke
depan perekonomian digerakkan oleh tumbuhnya investasi.
Pertumbuhan Ekonomi
#PerempuanBPSMenulis
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu
perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu,
dalam jangka waktu yang cukup panjang, dan di dalamnya terdapat
kemungkinan terjadi penurunan atau kenaikan ekonomi. Perekonomian
Jawa
Barat diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), dan
pertumbuhan ekonomi dihitung dari pertumbuhan PDRB atas
dasar harga konstan 2010.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat
dalam kurun waktu 2011-2017 cenderung melambat. Perlambatan ini juga
merupakan dampak dari melambatnya
pertumbuhan ekonomi global yang diikuti dengan penurunan harga
komoditas. Pada tahun 2017,
perekonomian
Jawa
Barat secara umum mengalami perlambatan dan hanya mampu
tumbuh sebesar 5,29 persen. Melambatnya
kinerja beberapa lapangan usaha, terutama lapangan usaha dominan merupakan
penyebab dari melambatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Barat secara umum. Lapangan
usaha Pertanian yang memiliki share
tertinggi ketiga terhadap perekonomian Jawa Barat (8,60 %) tahun 2017 ini tumbuh
melambat dari 5,64 persen di tahun 2016 menjadi 1,88 persen pada tahun 2017.
Hal di lebih karena adanya faktor cuaca yang tidak menentu, seperti Siklon
Dahlia dan Siklon Cempaka yang mengakibatkan kerusakan lahan dan gagal panen
tanaman pangan di beberapa daerah. Bagi lapangan usaha dominan, sedikit saja
perubahan pertumbuhan akan memberikan dampak cukup besar dalam pertumbuhan
secara rata-rata.
Kita tahun bersama bahwa di tahun 2016, Jawa Barat
memiliki event yang cukup besar,
yaitu PON dan Peparnas. Kedua kegiatan ini memiliki pengaruh dalam meningkatkan
aktivitas produksi di berbagai lapangan usaha, seperti lapangan usaha Industri
Pengolahan (cendera mata, seragam atlit, perlengkapan pertandingan, dan lain
sebagainya), Penyediaan Listrik (penambahan pasokan listrik pada sarana
pertandingan), Konstruksi (pembangunan dan pemeliharaan venue maupun infrastrukstur penunjang lainnya), Pedagangan
(aktivitas perdagangan di sekitar venue
pertandingan), Transportasi (penyediaan angkutan meningkat), Penyediaan
Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum (penyediaan hotel, penginapan, konsumsi
bagi atlit, official dan penonton),
Informasi Komunikasi (peningkatan aktivitas informasi komunikasi, media
elektronik, media massa, pulsa telepon, data internet), Jasa Perusahaan
(peningkatan aktivitas persewaan fasilitas pertunjukan, event organizer, dan lain-lain), Jasa Keuangan (meningkatnya
transaksi keuangan dan pelayanan
asuransi bagi atlit), Jasa Lainnya (meningkatnya kunjungan wisata dan fasilitas
hiburan di daerah yang menjadi lokasi venue
pertandingan). Dengan demikian, secara langsung maupun tidak
langsung kedua event ini berimplikasi pada meningkatnya pertumbuhan
ekonomi di 2016 secara signifikan menjadi 5,66 persen (terkoreksi dari 5,67
persen). Adapun peningkatan produksi di tahun 2017 tidak secepat pada tahun
2016 dan hanya mampu tumbuh 5,29 persen.
Tingkat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tersebut berada
dalam range target yang ditetapkan oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
2015 – 2018 sebesar 5,20 – 5,60 persen. Ekonomi Jawa Barat tahun 2017 mampu
tumbuh 5,29 persen ditopang oleh konsumsi masyarakat yang masih kuat, investasi
yang terus membaik, dan meningkatnya
kinerja ekspor yang didorong oleh naiknya harga komoditas.
Nilai PDRB Jawa Barat jika dihitung Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB), hanya bertambah sekitar 17,12 persen selama tahun 2015-2017.
Pada tahun 2015 PDRB ADHB mencapai Rp 1.524,97 triliun, dan meningkat menjadi
Rp 1.786,09 triliun di tahun 2017, atau sekitar 13,14 persen terhadap PDB
Indonesia.
Peningkatan nilai tambah dari lapangan usaha Informasi
dan Komunikasi cukup menggembirakan dan berhasil menopang ekonomi Jawa Barat
dengan pertumbuhan 11,85 persen di tahun 2017. Namun demikian dilihat dari
sumber pertumbuhan, lapangan usaha Industri Pengolahan memberikan sumber pertumbuhan
terbesar di tahun 2017 sebesar 2,30 persen.
Sementara itu dari sisi pengeluaran, pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (investasi) yakni
sebesar 6,28 persen. Adapun sumber pertumbuhan tertinggi dari sisi pengeluaran
adalah komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 3,47 persen.
Untuk perekonomian nasional, pada tahun 2017,
pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,07
persen. Nilai PDRB ADHB Indonesia di tahun 2017 mencapai Rp 13.588 triliun.
Lapangan usaha yang mampu menopang ekonomi nasional tetap tumbuh di tahun 2017 adalah
lapangan usaha Informasi dan Komunikasi, dengan pertumbuhan mencapai 9,81
persen. Namun demikian, sumber pertumbuhan tertinggi adalah Industri Pengolahan
sebesar 0,91 persen. Hal ini dikarenan lapangan usaha Industri Pengolahan
memiliki share terbesar dalam
perekonomian nasional.
Selama kurun
waktu 2015 – 2017, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat selalu lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkeinginan untuk
tetap mempertahankan dan meningkatkan kualitas
kebijakan agar laju pertumbuhan ekonomi tahun
2016 dan 2017 tetap di atas nasional. Kebijakan yang dimaksud sebagai berikut : (1) Mempertahankan
pertumbuhan lapangan usaha Pertanian dan Industri
Pengolahan;
(2)
Memantapkan pertumbuhan lapangan usaha Perdagangan, Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum, lapangan usaha Jasa-jasa
dan lapangan usaha Bangunan/Konstruksi;
(3)
Integrasi janji gubernur dengan implementasi program dan kegiatan prioritas pembangunan; dan (4)
Penguatan kelembagaan investasi dan keuangan daerah.
Ditinjau dari sisi target pemerintah, APBN tahun 2017
menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 5,3 persen (nasional),
dan 5,20 – 5,60 persen target Jawa Barat. Ada tiga pilar utama yang disiapkan
pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pertama adalah melakukan
optimalisasi pendapatan negara yang diarahkan pada perluasan basis pendapatan,
namun tetap selaras dengan kapasitas perekonomian agar tidak mengganggu iklim
investasi. Kedua, mengelola belanja negara secara produktif dan berkualitas
yang diarahkan pada pemanfaatan anggaran yang bersifat produktif dan prioritas,
diantaranya seperti pembangunan infrastruktur, pengurangan kemiskinan,
penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan kesenjangan. Ketiga, menjaga
kesinambungan pembiayaan anggaran dengan kebijakan penghematan pada pembiayaan
investasi. Fokus pemerintah adalah pada kemandirian BUMN/BUMD dan infrastruktur
melalui sumber pembiayaan murah.
Menjaga stabilitas ekonomi menjadi urgen dalam upaya
meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkualitas. Bagaimanapun tumbuhnya ekonomi
Jawa Barat berkontribusi positif pada
penurunan tingkat pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan pendapatan pada
tahun 2017.
#MenulisAsyikDanBahagia
#15HariBercerita
#HariKe5
maafkan cerita nya kalo ga asyik...berhubung beberapa hari ini nulisnya tentang ini, jadi masuk ke tantangan aja yah hehe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar