Selasa, 12 Juli 2011

Urgensi Sensus Penduduk 2010

Oleh Isti Larasati Widiastuty

Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kiranya hal tersebut sudah tidak asing lagi ketika kita mendengar tujuan akan dilaksanakannya suatu pembangunan. Memang, seperti telah diutarakan dalam beberapa literatur oleh sejumlah penulis, pembangunan pada hakikatnya dilaksanakan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat, suatu kondisi ketika masyarakat berada pada kondisi sejahtera.

Berbagai strategi perencanaan pembangunan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut, baik strategi yang berorientasi pada percepatan pertumbuhan ekonomi dengan asumsi bahwa pertumbuhan tinggi tersebut akan sampai ke bawah (lapisan masyarakat terbawah) melalui proses trickle down effect, maupun strategi perencanaan pembangunan berwawasan kependudukan seperti yang pernah diutarakan Tjiptoherijanto. Ia mengungkapkan bahwa strategi pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan tanpa melihat potensi penduduk yang ada nyatanya tidaklah berlangsung secara berkesinambungan (sustained). Dengan perencanaan pembangunan berwawasan kependudukan, pertumbuhan bukan lagi menjadi orientasi, namun pemerataan pendapatanlah yang menjadi orientasi pembangunan. Namun demikian, strategi perencanaan pembangunan apa pun, yang paling penting adalah adanya suatu perencanaan dari bawah (bottom up planning), yaitu masyarakat terlibat aktif berpartisipasi dalam setiap tahapan pembangunan, dimulai dari proses perencanaan dan setiap tahapan pembangunan direncanakan berdasarkan data.

Ketersediaan data yang valid dan akurat akan bermanfaat ketika masyarakat maupun stakeholders melaksanakan pembangunan. Data merupakan informasi-informasi yang mendukung dalam perencanaan, proses, dan evaluasi pembangunan. Pada tahap perencanaan, data mampu mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Pada tahap proses, data bermanfaat sebagai input dalam pembangunan. Kemudian pada tahap evaluasi, data mampu berperan sebagai indikator capaian pembangunan yang telah dilaksanakan.

Pengumpulan data

Selama ini, pengumpulan data statistik dilakukan melalui: (1) Sensus, yang dilakukan melalui pencacahan semua unit populasi di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk memperoleh karakteristik suatu populasi pada saat tertentu. (2) Survei, yang dilakukan melalui pencacahan sampel untuk memperkirakan karakteristik suatu populasi pada saat tertentu. (3) Kompilasi produk administrasi, yaitu cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data yang didasarkan pada catatan administrasi yang ada pada pemerintah dan atau masyarakat.

Kebutuhan akan data akhir-akhir ini menjadi penting dalam setiap tahapan pelaksanaan pembangunan. Kebutuhan data yang komprehensif untuk seluruh cakupan wilayah sampai dengan wilayah terkecil (small area) menjadi sangat penting dalam era desentralisasi, karena ketika perencanaan pembangunan dimulai dari bawah, tentu saja membutuhkan data pada level tersebut. Ketika data hasil sensus tersedia, kebutuhan akan data tersebut tidak terlalu menjadi masalah. Namun, karena sensus tidak dilaksanakan setiap tahun (memerlukan biaya besar), kebutuhan akan data dipenuhi melalui estimasi dari data survei, proyeksi dari data sensus sebelumnya, maupun dari kompilasi catatan administrasi. Dengan keunggulan itu, data sensus memiliki potensi besar untuk dapat dimanfaatkan secara optimal dan meyakinkan untuk menyusun berbagai indikator kinerja sejumlah kegiatan pembangunan suatu wilayah.

Kita sadari bersama, kadang kala data estimasi hasil survei dan data proyeksi tidak bisa disajikan sampai level terendah seperti halnya data hasil sensus. Demikian juga dengan pengumpulan data melalui kompilasi produk administrasi atau yang biasa dikenal dengan registrasi penduduk yang saat ini dirasa cukup lemah tingkat akurasinya. Hal ini disebabkan sistem registrasi berdasarkan pada hasil pelaporan. Pada masyarakat kita pada umumnya, partisipasi masyarakat dalam hal pelaporan data kependudukan masih cukup rendah. Pelaporan kelahiran penduduk jarang dilakukan, karena akte kelahiran dapat diperoleh tanpa harus melaporkannya ke kantor kelurahan selaku pencatat registrasi penduduk. Padahal, jika saja partisipasi masyarakat tinggi dalam hal pelaporan perubahan komponen kependudukan (kelahiran, kematian, migrasi masuk, dan migrasi keluar), data kependudukan dapat tersedia secara valid, akurat, tepat waktu, dan biaya murah.

Sensus penduduk 2010

Sensus penduduk merupakan salah satu rujukan dan pengendali data kependudukan yang digunakan pada negara yang mana hasil registrasi masih lemah. Di Indonesia, kegiatan sensus penduduk dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) setiap sepuluh (10) tahun sekali, yaitu pada tahun berakhiran nol (0). Sebenarnya, kegiatan sensus ini pernah dilaksanakan pada masa sebelum Indonesia merdeka oleh Pemerintah Hindia Belanda yaitu pada 1930. Selanjutnya, setelah Indonesia merdeka telah dilakukan 5 kali sensus penduduk, yaitu pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000.

Sensus penduduk 2010 (SP2010) adalah sensus ke-6 yang akan dilaksanakan pada Mei 2010. Acuan yang digunakan dalam pelaksanaan Sensus Penduduk adalah Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik, dan Rekomendasi PBB (United Nations). Sensus penduduk merupakan kegiatan yang sangat penting bagi perencanaan pembangunan karena data yang didapat berupa data kependudukan yang dapat menggambarkan keadaan penduduk Indonesia hingga wilayah administrasi terkecil.

Pendataan sensus penduduk dilakukan secara door to door pada seluruh penduduk Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal dalam wilayah geografis Indonesia, baik yang bertempat tinggal tetap maupun yang tidak bertempat tinggal tetap. Anggota korps diplomatik negara lain beserta keluarganya, meskipun menetap di wilayah geografis Indonesia, tidak dicakup dalam pencacahan sensus penduduk. Cara pencacahan yang dipakai dalam SP2010 adalah kombinasi antara de jure dan de facto. Bagi mereka yang bertempat tinggal tetap dipakai cara de jure, yaitu dicacah di tempat mereka tinggal secara resmi, sedangkan penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap dicacah dengan cara de facto, yaitu dicacah di tempat mereka ditemukan oleh petugas lapangan sensus.

Tujuan dilaksanakannya SP2010 secara umum menghasilkan data dasar kependudukan untuk keperluan perencanaan pembangunan dan sistem perstatistikan nasional. Secara khusus SP2010 bertujuan untuk menghasilkan informasi kependudukan secara lebih rinci dan informasi lainnya untuk keperluan penghitungan berbagai parameter demografis, di antaranya angka kelahiran, angka kematian, angka harapan hidup, menghasilkan indikator, dan statistik MDGs bidang kependudukan dan perumahan, serta menghasilkan data potensi wilayah.

Data SP2010 mempunyai manfaat yang strategis sebagai basis pembangunan statistik administrasi kependudukan dan evaluasi pencapaian sasaran pembangunan global. Oleh karena itu, sensus penduduk merupakan suatu kegiatan besar yang membutuhkan peran serta banyak pihak termasuk seluruh komponen masyarakat. Partisipasi aktif dari masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan ini sangat mendukung keberhasilan kegiatan SP2010. Disebabkan data hasil sensus penduduk merupakan data pijakan bagi program-program pemerintah yang berkelanjutan, maka hal ini merupakan tantangan yang besar bagi kita semua agar mendukung semua tahapan kegiatan SP2010 dan memastikan bahwa data SP2010 merupakan sumber data dasar kependudukan yang kredibel.

Melalui momentum SP2010 pada 1-31 Mei 2010 kita tunjukkan bahwa kita adalah masyarakat yang mendukung pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat. Kita adalah masyarakat yang sadar bahwa keberhasilan pembangunan diawali oleh perencanaan yang baik. Kita adalah masyarakat yang peduli akan pentingnya data yang valid, akurat, dan kredibel. Kita adalah masyarakat yang siap berpartisipasi dalam setiap tahapan pembangunan. Partisipasi kita dapat diwujudkan dengan menerima kedatangan petugas lapangan sensus dan memberikan jawaban yang sebenar-benarnya. Pastikan Anda dihitung!***

Penulis, Fungsional Statistisi pada BPS Kota Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bandung (kembali) diguyur hujan

Bandung kembali diguyur hujan, siang ini dari lantai 5 gedung kantor,...... menikmati hujan yang derasnya luar biasa... kilat, petir, gel...