Jumat, 26 September 2014

Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandung Tahun 2010 - 2013





Capaian kinerja perekonomian Kota Bandung dapat dinilai melalui berbagai indikator capaian. Salah satu indikator yang biasa digunakan untuk menilai capaian kinerja perekonomian adalah melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB Kota Bandung atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai 130,21 trilyun rupiah. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mengalami peningkatan sebesar 17,18 persen, dimana nilai PDRB atas dasar harga berlaku  tahun 2012 mencapai 111,12  trilyun rupiah.Untuk membandingkan capaian produktivitas berbagai sektor ekonomi biasanya digunakan indikator PDRB atas dasar harga konstan, dimana melalui indikator ini dapat dilihat laju produktivitas kinerja secara riil, tanpa adanya pengaruh inflasi atau kenaikan harga, dimana penilaian harga menggunakan harga pada tahun dasar. PDRB atas dasar harga konstan yang digunakan dalam publikasi ini adalah PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000. PDRB atas dasar harga konstan tahun 2013 mencapai 40,89 trilyun rupiah atau meningkat sebesar 8,87 persen dari tahun 2012 yang mencapai 37,56 trilyun rupiah. Gambaran tinjauan ekonomi regional diantaranya dapat ditunjukkan melalui gambaran struktur ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi, serta pendapatan per kapita (PDRB per kapita). 


Struktur Ekonomi 
  
Potensi sumber daya alam yang dimiliki Kota Bandung tidak mendukung untuk menjadikan Kota Bandung sebagai daerah potensi sektor pertanian maupun pertambangan (sektor primer). Pada tahun 2000 peranan sektor primer dalam pembentukan PDRB Kota Bandung hanya mencapai 0,51 persen. Semakin tahun peranan sektor primer semakin menurun, hingga pada tahun 2013 hanya berperan sebesar 0,20 persen terhadap total PDRB atau mencapai 255,65 milyar rupiah. 
 
Sektor sekunder pada tahun 2013 memberikan peranan sebesar 28,70 persen terhadap total PDRB Kota Bandung atau sebesar 37,37 trilyun rupiah. Sama halnya dengan sektor primer, peranan sektor sekunder di Kota Bandung sejak tahun 2010 mengalami penurunan. Jika pada tahun 2010 berperan sebesar 31,35 persen dan pada tahun 2013 turun menjadi 28,70 persen. Adapun sektor tersier sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB Kota Bandung menunjukkan peranan yang semakin meningkat setiap tahunnya.  Pada tahun 2010 sektor tersier berperan sebesar 68,45 persen atau sebesar 56,13 trilyun rupiah dan meningkat menjadi 92,59 trilyun rupiah atau sekitar 71,11 persen terhadap total PDRB Kota Bandung. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka peranan sektor tersier mengalami peningkatan sebesar 1,08 persen dibandingkan tahun 2012. Peningkatan peranan sektor tersier menunjukkan struktur Kota Bandung yang sudah bergeser ke sektor jasa.
                                                 *
 Kelompok sektor tersier menopang 71,11% perekonomian Kota Bandung
                                      *
Pergeseran struktur ekonomi dari sektor industri pengolahan menuju sektor perdagangan, hotel dan restoran (atau dari sektor sekunder ke sektor tersier), dikarenakan semakin sempitnya lahan untuk kegiatan industri, sehingga kegiatan industri di perkotaan pindah ke daerah pinggiran kota sebagai daerah penyangga ibukota provinsi. Beberapa kegiatan pada sektor industri di Kota Bandung yang masih dapat dikembangkan untuk mendukung perekonomian Kota Bandung adalah industri kreatif yang semakin banyak tumbuh di Kota Bandung.

Pertumbuhan Ekonomi


Perekonomian Kota Bandung pada tahun 2013 mampu tumbuh sebesar 8,87 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka telah terjadi perlambatan ekonomi, dimana pada tahun 2012 perekonomian Kota Bandung mampu tumbuh sebesar 8,98 persen. Perlambatan ekonomi yang terjadi di Kota Bandung jika dilihat dari sisi lapangan usaha (penawaran) disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan beberapa sektor ekonomi. Sektor ekonomi yang paling mempengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Melambatnya pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan, hotel, dan restoran dikarenakan terjadinya perlambatan  impor ke Kota Bandung.
Terdapat satu hal yang perlu disadari terkait dengan angka LPE. Tingginya LPE Kota Bandung menunjukkan tingginya kinerja ekonomi dari sektor-sektor ekonomi yang ada di Kota Bandung, yaitu terjadi peningkatan kinerja produksi dari berbagai kegiatan ekonomi yang ada. Namun ada kalanya tingginya LPE ini tidak sejalan dengan tingginya tingkat daya beli masyarakat atau pendapatan masyarakat. Perlu dipahami bahwa sebagian besar usaha-usaha besar di Kota Bandung kepemilikannya adalah penduduk luar Kota Bandung sehingga tingginya pertumbuhan tersebut seringkali hanya dinikmati oleh beberapa lapisan masyarakat saja. Adapun sebagian besar masyarakat yang juga ikut berpartisipasi dalam proses ekonomi khususnya yang berstatus sebagai buruh atau karyawan, hanya menikmati sebagian kecil saja dari pertumbuhan tersebut. Walaupun secara ilmu ekonomi akan terjadi transfer in and transfer out ketika ada usaha di luar Kota Bandung yang dimiliki oleh penduduk Kota Bandung dan usaha di Kota Bandung yang dimiliki oleh penduduk luar Kota Bandung. Walaupun seringkali hal ini menjadi perdebatan, LPE tinggi tetapi daya beli masyarakat masih rendah. LPE dihitung berdasarkan perkembangan PDRB suatu wilayah, yaitu perkembangan dari aktivitas ekonomi yang terjadi di suatu wilayah. Adapun daya beli masyarakat adalah tingkat kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya, dan belum tentu mereka menikmati pertumbuhan yang tinggi. Oleh karena itu upaya percepatan pertumbuhan saja tidak cukup, yang lebih penting adalah bagaimana angka pertumbuhan tersebut bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Yang  perlu dicapai adalah adanya pemerataan pendapatan masyarakat sehingga pendapatan per kapita adalah riil bisa dinikmati. 

 

more.......


Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota Bandung 2010-2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bandung (kembali) diguyur hujan

Bandung kembali diguyur hujan, siang ini dari lantai 5 gedung kantor,...... menikmati hujan yang derasnya luar biasa... kilat, petir, gel...