Allah SWT Berfirman,"Manusia tidak jemu memohon
kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi
putus harapan. Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari
Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata: “Ini adalah
hakku, dan aku tidak yakin bahwa hari Kiamat itu akan datang. Dan jika
aku dikembalikan kepada Tuhanku maka sesungguhnya
aku akan memperoleh kebaikan pada sisi-Nya”. Maka Kami benar-benar akan
memberitakan kepada orang-orang kafir apa yang telah mereka kerjakan
dan akan Kami rasakan kepada mereka azab yang keras. (Surat Fussilat,
ayat 49-50)
Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah
dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka
itu mendapat azab yang pedih. (Surat Al-Ankabut, ayat 23)
Setan
selalu berhasrat untuk menanamkan perasaan tidak aman, putus asa akan
masa depan dan pandangan pesimis terhadap peristiwa dalam diri
orang-orang yang dianggap sebagai teman oleh setan. Dia tidak ingin
manusia memiliki keyakinan, taat kepada Allah, menyerahkan diri kepada
takdir atau menjadi manusia yang mempercayakan semuanya kepada Allah dan
menjadi manusia yang optimis dan dipenuhi semangat.
Karena
semua itu merupakan hal-hal yang disukai Allah dan membuat manusia lebih
dekat pada-Nya, dan itulah yang penting bila seseorang hidup dengan
nilai-nilai moral agama. Setan tidak menginginkan manusia lebih dekat
dengan Allah atau hidup dengan agama Allah secara antusias dan mengikuti
aturan yang ditetapkan Allah. Oleh karena itu, setan selalu berusaha
menanamkan perasaan lelah, pesimis, dan putus asa dalam diri manusia
dengan menguatkan rasa keputusasaan.
Orang-orang yang jatuh ke
dalam keputusasaan dan kedurhakaan telah jatuh ke dalam perangkap setan
dan mematuhi perintahnya. Tetapi orang-orang yang beriman, yang
senantiasa optimis dan memandang masa depan penuh harapan akan
mendapatkan persetujuan dan pahala dari Allah di akhirat kelak, serta
hidup sehat dan bahagia di dunia sebagai rahmat dari Allah. Karena
mereka optimis dalam semua keadaan, berpegang teguh pada Al Quran dan
merupakan teman dekat Allah, setan tidak akan mampu menipu mereka dan
menimbulkan rasa putus asa kepada mereka. Karena ini merupakan masalah
penting yang membangun esensi nilai moral agama, orang-orang yang
beriman sangat berhati-hati berkenaan dengan ini, sebagaimana dalam
semua masalah yang berkenaan dengan Al Quran lainnya
@Ust Yusuf Mansur
Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih. (Surat Al-Ankabut, ayat 23)
Setan selalu berhasrat untuk menanamkan perasaan tidak aman, putus asa akan masa depan dan pandangan pesimis terhadap peristiwa dalam diri orang-orang yang dianggap sebagai teman oleh setan. Dia tidak ingin manusia memiliki keyakinan, taat kepada Allah, menyerahkan diri kepada takdir atau menjadi manusia yang mempercayakan semuanya kepada Allah dan menjadi manusia yang optimis dan dipenuhi semangat.
Karena semua itu merupakan hal-hal yang disukai Allah dan membuat manusia lebih dekat pada-Nya, dan itulah yang penting bila seseorang hidup dengan nilai-nilai moral agama. Setan tidak menginginkan manusia lebih dekat dengan Allah atau hidup dengan agama Allah secara antusias dan mengikuti aturan yang ditetapkan Allah. Oleh karena itu, setan selalu berusaha menanamkan perasaan lelah, pesimis, dan putus asa dalam diri manusia dengan menguatkan rasa keputusasaan.
Orang-orang yang jatuh ke dalam keputusasaan dan kedurhakaan telah jatuh ke dalam perangkap setan dan mematuhi perintahnya. Tetapi orang-orang yang beriman, yang senantiasa optimis dan memandang masa depan penuh harapan akan mendapatkan persetujuan dan pahala dari Allah di akhirat kelak, serta hidup sehat dan bahagia di dunia sebagai rahmat dari Allah. Karena mereka optimis dalam semua keadaan, berpegang teguh pada Al Quran dan merupakan teman dekat Allah, setan tidak akan mampu menipu mereka dan menimbulkan rasa putus asa kepada mereka. Karena ini merupakan masalah penting yang membangun esensi nilai moral agama, orang-orang yang beriman sangat berhati-hati berkenaan dengan ini, sebagaimana dalam semua masalah yang berkenaan dengan Al Quran lainnya
1 komentar:
Pak Sukur Nababan juga pernah bilang, salah satu karakter orang sukses itu adalah orang yang senantiasa memelihara bara "asa" di dalam jiwanya
Posting Komentar