MDGs
Millennium Development Goals Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global, dideklarasikan Konperensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa Nomor 55/2 Tangga 18 September 2000, (A/Ris/55/2 United Nations Millennium Development Goals). Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitment untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan |
||
manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Deklarasi ini
merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan
global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu:
Deklarasi MDGs merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara negara-negara berkembang dan maju. Negera-negara berkembang berkewajiban untuk melaksanakannya, termasuk salah satunya Indonesia dimana kegiatan MDGs di Indonesia mencakup pelaksanaan kegiatan monitoring MDGs. Sedangkan negara-negara maju berkewajiban mendukung dan memberikan bantuan terhadap upaya keberhasilan setiap tujuan dan target MDGs. Selengkapnya KLIK |
Kamis, 31 Mei 2012
All about MDGs....................
7 Modal Perempuan Untuk Sukses
KOMPAS.com - Banyak yang bilang, pria punya insting
bisnis yang lebih tajam. Benar atau tidak, yang pasti sebagai perempuan
kita juga dianugrahi kekuatan diri yang tak kalah hebat. Anda hanya
perlu lebih sering mengasahnya.
Dalam tulisannya yang berjudul The Female Brand: Using the Female Mindset to Succeed in Business, Catherine Kaputa mengatakan, “Menjadi perempuan, merupakan modal utama yang kita miliki untuk meraih sukses. Ada sejumlah cara untuk mewujudkannya.”
1. Peduli terhadap perasaan orang lain
Tingkat intelegensi atau IQ memang menjadi patokan dalam mengukur kecerdasan, namun 70 persen kesuksesan ditentukan dari kecerdasan emosinal atau EmQ kita.
EmQ sendiri ialah kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, berempati pada orang lain, mengendalikan emosi, mampu menjadi mandiri, rasa setia kawan yang tinggi, serta rasa hormat. Nah, berkat hormon esterogen dan oksitosin yang dihasilkan dalam tubuh, kita punya kekuatan lebih untuk berempati dan tidak egois.
Lakukan: sebelum membicarakan proyek, bangun suasana menyenangkan dengan menanyakan kabar, hobi, atau apa yang menjadi kegemaran lawan bicara supaya terjalin kedekatan yang membuat hubungan bisnis jadi lebih baik.
2. Daya tarik tinggi
Don't judge a book by its cover memang ada benarnya, namun sebelum seseorang mengenal Anda lebih dalam, mereka akan lebih dulu menilai Anda dari penampilan.
Dalam bisnis, penampilan bisa membuat kita tampak lebih pintar, produktif, bersahabat atau malah sebaliknya. Dan sebagai perempuan, kita memiliki daya tarik visual lebih dibanding pria. Manfaatkan dengan baik, tentunya dengan cara positif.
Lakukan: dari senyum turun ke hati. Jadi, jangan pelit-pelit mengumbar senyum karena ini merupakan kunci utama membuka gerbang komunikasi yang baik dengan orang lain.
Catherin bilang, “Berpakaianlah sebaik mungkin dan tonjolkan kecantikan Anda. Bermainlah dengan aksesori, atau bila tidak terlalu into pada fashion, lakukan sesuatu pada rambut agar ia terlihat indah. Lalu, tampilah dengan penuh percaya diri.”
3. Mudah bersosialisasi
Kenyataannya, perempuan dianugrahi gen yang membuat mereka mudah berinteraksi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain. Artinya, kita diberi kemampuan untuk menjadi networker handal hingga menciptakan timwork yang baik.
Lakukan: memiliki banyak relasi membuat kita dipertemukan dengan banyak peluang baru yang bisa kita gunakan untuk menyukseskan karier atau meng-upgrade bisnis. Manfaatkan ponsel pintar untuk mencatat kontak-kontak penting. Jangan ragu untuk menukar kartu nama saat ada acara kantor atau meeting dengan klien.
4. Pandai merayu
Dengan suara yang indah serta tutur kata yang baik, perempuan bisa dengan mudah menarik simpati lawan bicara. Pasalnya, tanpa sadar perempuan memiliki kemampuan untuk menggabungkan kinerja otak kanan dan otak kiri saat mengungkapkan perasaannya, membuat kita lebih unggul dalam menyampaikan pesan baik secara lisan maupun tulisan dibanding pria.
Lakukan: asah kemampuan bicara dan presentasi di depan orang banyak. Hanya butuh kata “yakin” untuk bisa melakukannya.
5. Gemar memprediksi
Penelitian menyebutkan, perempuan memang diberi kemampuan lebih untuk “membaca” perasaan bahagia, cemas, hingga frustasi yang dialami oleh orang lain hanya dengan melihat bahasa tubuh atau raut wajah.
Lakukan: gunakan kemampuan ini untuk melihat suasana hati klien, baik dari mimik wajah, intonasi suara, hingga gerak tubuh. Bila ia berada dalam mood yang buruk, bangunlah situasi yang kondusif atau lakukan kesepakatan di lain waktu. Termasuk saat ingin membicarakan proyek atau kenaikan gaji dengan si bos. Percaya atau tidak, negosiasi akan lebih lancar bila dilakukan dalam suasana hati yang baik.
6. Mudah berkolaborasi
“Pemimpin yang baik bukanlah mereka yang pandai mengatur bawahannya, namun mereka yang mampu membuat para bawahan lebih produktif untuk mengerjakan tugas-tugas mereka. Bagaimanapun, kekuatan tim adalah kunci sukses bisnis. Hanya mementingkan target perusahaan bisa membuat rekan “meninggalkan” Anda dan kegagalan bermula dari sana,” ungkap Catherin.
Lakukan: jangan ragu untuk memberi apresiasi terhadap hasil kerja bawahan atau rekan. Jalinlah hubungan baik dengan sesama tanpa memandang gender. Setiap orang merupakan aset penting.
7. Pribadi yang menyenangkan
Benar deh, tak ada untungnya menunjukkan sikap jutek. Sebab ini bisa membuat orang lain tidak nyaman berada di samping Anda. Padahal, bisnis dan karier tidak hanya butuh modal pintar, namun juga kecerdasan berprilaku. Menjadi pribadi yang menyenangkan adalah salah satu kunci suksesnya.
Lakukan: jalin komunikasi yang baik dengan rekan, atasan, atau bawahan. Pilih-pilih kata sebelum berbicara atau menulis status di sosial media agar tak menyinggung perasaan orang lain.
(Majalah Chic/Ayunda Pininta Kasih)
Dalam tulisannya yang berjudul The Female Brand: Using the Female Mindset to Succeed in Business, Catherine Kaputa mengatakan, “Menjadi perempuan, merupakan modal utama yang kita miliki untuk meraih sukses. Ada sejumlah cara untuk mewujudkannya.”
1. Peduli terhadap perasaan orang lain
Tingkat intelegensi atau IQ memang menjadi patokan dalam mengukur kecerdasan, namun 70 persen kesuksesan ditentukan dari kecerdasan emosinal atau EmQ kita.
EmQ sendiri ialah kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, berempati pada orang lain, mengendalikan emosi, mampu menjadi mandiri, rasa setia kawan yang tinggi, serta rasa hormat. Nah, berkat hormon esterogen dan oksitosin yang dihasilkan dalam tubuh, kita punya kekuatan lebih untuk berempati dan tidak egois.
Lakukan: sebelum membicarakan proyek, bangun suasana menyenangkan dengan menanyakan kabar, hobi, atau apa yang menjadi kegemaran lawan bicara supaya terjalin kedekatan yang membuat hubungan bisnis jadi lebih baik.
2. Daya tarik tinggi
Don't judge a book by its cover memang ada benarnya, namun sebelum seseorang mengenal Anda lebih dalam, mereka akan lebih dulu menilai Anda dari penampilan.
Dalam bisnis, penampilan bisa membuat kita tampak lebih pintar, produktif, bersahabat atau malah sebaliknya. Dan sebagai perempuan, kita memiliki daya tarik visual lebih dibanding pria. Manfaatkan dengan baik, tentunya dengan cara positif.
Lakukan: dari senyum turun ke hati. Jadi, jangan pelit-pelit mengumbar senyum karena ini merupakan kunci utama membuka gerbang komunikasi yang baik dengan orang lain.
Catherin bilang, “Berpakaianlah sebaik mungkin dan tonjolkan kecantikan Anda. Bermainlah dengan aksesori, atau bila tidak terlalu into pada fashion, lakukan sesuatu pada rambut agar ia terlihat indah. Lalu, tampilah dengan penuh percaya diri.”
3. Mudah bersosialisasi
Kenyataannya, perempuan dianugrahi gen yang membuat mereka mudah berinteraksi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain. Artinya, kita diberi kemampuan untuk menjadi networker handal hingga menciptakan timwork yang baik.
Lakukan: memiliki banyak relasi membuat kita dipertemukan dengan banyak peluang baru yang bisa kita gunakan untuk menyukseskan karier atau meng-upgrade bisnis. Manfaatkan ponsel pintar untuk mencatat kontak-kontak penting. Jangan ragu untuk menukar kartu nama saat ada acara kantor atau meeting dengan klien.
4. Pandai merayu
Dengan suara yang indah serta tutur kata yang baik, perempuan bisa dengan mudah menarik simpati lawan bicara. Pasalnya, tanpa sadar perempuan memiliki kemampuan untuk menggabungkan kinerja otak kanan dan otak kiri saat mengungkapkan perasaannya, membuat kita lebih unggul dalam menyampaikan pesan baik secara lisan maupun tulisan dibanding pria.
Lakukan: asah kemampuan bicara dan presentasi di depan orang banyak. Hanya butuh kata “yakin” untuk bisa melakukannya.
5. Gemar memprediksi
Penelitian menyebutkan, perempuan memang diberi kemampuan lebih untuk “membaca” perasaan bahagia, cemas, hingga frustasi yang dialami oleh orang lain hanya dengan melihat bahasa tubuh atau raut wajah.
Lakukan: gunakan kemampuan ini untuk melihat suasana hati klien, baik dari mimik wajah, intonasi suara, hingga gerak tubuh. Bila ia berada dalam mood yang buruk, bangunlah situasi yang kondusif atau lakukan kesepakatan di lain waktu. Termasuk saat ingin membicarakan proyek atau kenaikan gaji dengan si bos. Percaya atau tidak, negosiasi akan lebih lancar bila dilakukan dalam suasana hati yang baik.
6. Mudah berkolaborasi
“Pemimpin yang baik bukanlah mereka yang pandai mengatur bawahannya, namun mereka yang mampu membuat para bawahan lebih produktif untuk mengerjakan tugas-tugas mereka. Bagaimanapun, kekuatan tim adalah kunci sukses bisnis. Hanya mementingkan target perusahaan bisa membuat rekan “meninggalkan” Anda dan kegagalan bermula dari sana,” ungkap Catherin.
Lakukan: jangan ragu untuk memberi apresiasi terhadap hasil kerja bawahan atau rekan. Jalinlah hubungan baik dengan sesama tanpa memandang gender. Setiap orang merupakan aset penting.
7. Pribadi yang menyenangkan
Benar deh, tak ada untungnya menunjukkan sikap jutek. Sebab ini bisa membuat orang lain tidak nyaman berada di samping Anda. Padahal, bisnis dan karier tidak hanya butuh modal pintar, namun juga kecerdasan berprilaku. Menjadi pribadi yang menyenangkan adalah salah satu kunci suksesnya.
Lakukan: jalin komunikasi yang baik dengan rekan, atasan, atau bawahan. Pilih-pilih kata sebelum berbicara atau menulis status di sosial media agar tak menyinggung perasaan orang lain.
(Majalah Chic/Ayunda Pininta Kasih)
Selasa, 29 Mei 2012
Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Mei 2012
2012-05-07 | |||||
|
Selasa, 22 Mei 2012
Jangan Puas Menjadi "Rata-rata"
http://female.kompas.com/read/2012/05/21/12242928/Jangan.Puas.dengan.Menjadi.Rata-rata.
KOMPAS.com - Kita sering terjebak dalam rutinitas hidup dan pekerjaan, sehingga apa yang kita lakukan dan apa yang kita upayakan, kerap tidak sempat kita evaluasi. Saat mendengar berita kecelakaan pesawat, di mana mungkin ada teman atau sahabat kita di dalamnya, atau menerima kabar duka yang memberitakan salah satu sahabat atau kerabat tutup usia, tak jarang kita shock dan baru merasa punya waktu untuk berhenti sejenak, mendapatkan insights dan merefleksikan betapa berharganya kehidupan yang kita jalani.
Kita sesungguhnya sangat sadar bahwa hidup kita memang sudah ada takarannya dan suatu saat memang akan berhenti. Pertanyaannya, seberapa sering kita memikirkan pentingnya kualitas hidup yang ingin kita jalani? Apakah kita sungguh-sungguh menjalani hidup dan pekerjaan yang meaningful? Apakah kita sempat mengecek bahwa kita tidak sekadar mengejar karier dan uang, tetapi juga mengisi aspek kehidupan lain, baik itu emosional, membangun hubungan antar manusia dengan baik, serta mengembangkan aspek spiritual dalam hidup?
Beberapa teman, bila sedang berdiskusi seputar masalah kualitas kehidupan, kadang berkomentar: “Kalau sudah sibuk ‘cari makan’ mana sempat memikirkan kualitas hidup lagi?” Ya, kita semua bisa merasakan betapa kehidupan makin kompleks, krisis datang silih berganti, tantangan untuk mencapai target kerja terus ada di depan mata, sehingga seolah kita tidak punya waktu atau energi untuk melakukan hal-hal lain yang ingin kita lakukan.
Namun, apakah semua situasi itu akan menghalangi kita bersikeras untuk menjadi “a better person”? Mungkinkah kita membiarkan diri kita melepas standar kualitas hidup dan menjalani kehidupan kita dengan “pasrah” atau biasa-biasa saja? Pada akhirnya, kita akan bertanya pada diri sendiri: “Apakah sebagai manusia kita sudah berbuat optimal, mendalam, otentik, dan berenerji? Apakah kita punya kemauan kuat untuk “jadi yang terbaik” dalam kehidupan kita yang hanya satu-satunya ini?
Melihat gaya hidup teman atau kerabat yang tutup usia secara tiba-tiba, kita bisa belajar bahwa hidup memang perlu didesain. Hidup seperti apa yang ingin kita jalani? Bagaimana kita ingin dikenang oleh orang saat kita tiada? “Warisan” apa yang ingin kita tinggalkan? Legenda macam apa yang akan tinggalkan?
Olah pribadi
Kita sering melihat banyak orang mengambil posisi “tengah” alias posisi “aman”. Mereka tidak berusaha memperjuangkan ide dan pendapatnya kuat-kuat, namun lebih memilih untuk menyenangkan semua pihak. Dalam berprestasi, ada orang yang puas dengan menjadi “rata-rata”, berorientasi pada penilaian pihak eksternal, sehingga tidak menuntut dirinya untuk selalu mencapai titik terbaik. Padahal, seorang ahli mengatakan: “Mediocrity isn't a quest to be pursued “. Kita tidak akan "jadi apa-apa" atau menciptakan apa-apa, bila selalu berada di posisi “so-so” atau merasa diri “sekadar” pegawai, “sekadar” manager, atau “sekadar” orang kecil.
Kita tentu kagum bila mendengar ada petani di kampung yang bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga betul-betul sukses. Orang seperti ini, tidak melihat dirinya “sekadar” petani, namun ia bisa melihat masa depan sampai ke titik yang paling optimal.
Apapun posisi kita dalam organisasi, kita sesungguhnya punya peran penting dan perlu bangga dengan peran yang kita jalankan. Seorang arsitek, planner, desainer, sekretaris, dan trainer, punya peran untuk menghasilkan ciptaan-ciptaan yang lebih efisien, baik itu ide, buku, atau sistem yang bisa mempermudah hidup dan pekerjaannya. Menjalankan peran dengan bangga dan “all out”-lah yang akan menciptakan happiness dan sekaligus meningkatkan kualitas hidup kita.
Ada individu yang kerap merasa bahwa ia sudah mengembangkan diri dan tinggal menjalankan hidup saja. Padahal, pribadi itu ibarat pensil. Pensil yang baik akan bisa digunakan untuk menulis, namun sebentar-sebentar perlu diasah. Pensil yang tumpul tidak bisa menulis dengan baik, dan menjadi usang dan ditinggalkan bila tidak dipertajam.
Kita pun, ibarat pensil, senantiasa perlu belajar mengasah ketrampilan dalam hubungan sosial, menebalkan keyakinan, dan tidak boleh puas dengan keadaan yang sudah dicapai. Individu yang mudah merasa puas, akan cepat menunjukkan sikap dirinya selalu benar, “sok tahu” tanpa rasa ingin memperbaiki diri.
Sebaliknya, orang yang berorientasi pada kualitas hidup yang lebih baik, akan berusaha memperbaiki tutur katanya, senantiasa mawas diri untuk memperbaiki hubungan baik, dan mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dengan rendah hati tetapi progresif. Kualitas hidup tidak bisa berhenti pada satu tingkat tertentu, namun perlu terus diupayakan dari waktu ke waktu, sampai akhir hayat kita.
Good living = good work
Kita tidak akan bisa meningkatkan kualitas hidup tanpa meluangkan waktu untuk melakukan evaluasi. Saringan evaluasi pertama adalah mengecek: "Apakah hal yang kita kerjakan ini bisa meninggalkan value di masa depan?" Saringan kedua adalah menguji: “Apakah apa yang kita lakukan saat ini sudah optimal kualitasnya dan bisa dites ‘excellence’-nya?” Saringan ketiga adalah memahami: “Apakah hal yang kita jalani ini memang berasal dari diri kita dan mengangkat harkat kita sebagai manusia?”
Bila kita menyaring tindakan kita dengan ketiga saringan tadi, maka dengan sendirinya integritas yang sekarang didengung-dengungkan orang pun akan terjaga.
Sebagai manusia yang diberkahi akal budi, sangat terbuka kesempatan bagi kita untuk mengoptimalkan kualitas diri sebagai mahluk hidup. Kita tidak perlu mengakhiri hidup ini dengan penyesalan, kalau saja kita tidak henti-hentinya mendera diri kita untuk selalu lebih baik, lebih cepat, lebih hemat, lebih berintegritas, dan lebih bermartabat.
Kitalah yang memilih untuk melakukan hal yang benar-benar kita minati. Kita bisa memilih hobi dan passion kita, sekaligus membuat prioritas. Kitalah yang menentukannya, bukan orang lain. Seperti yang dikatakan penyair Antonio Machado: "Walker, there is no path; the path is made by walking."
Dengan menjalankan good living kita pasti akan melakukan good work juga.
(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)
KOMPAS.com - Kita sering terjebak dalam rutinitas hidup dan pekerjaan, sehingga apa yang kita lakukan dan apa yang kita upayakan, kerap tidak sempat kita evaluasi. Saat mendengar berita kecelakaan pesawat, di mana mungkin ada teman atau sahabat kita di dalamnya, atau menerima kabar duka yang memberitakan salah satu sahabat atau kerabat tutup usia, tak jarang kita shock dan baru merasa punya waktu untuk berhenti sejenak, mendapatkan insights dan merefleksikan betapa berharganya kehidupan yang kita jalani.
Kita sesungguhnya sangat sadar bahwa hidup kita memang sudah ada takarannya dan suatu saat memang akan berhenti. Pertanyaannya, seberapa sering kita memikirkan pentingnya kualitas hidup yang ingin kita jalani? Apakah kita sungguh-sungguh menjalani hidup dan pekerjaan yang meaningful? Apakah kita sempat mengecek bahwa kita tidak sekadar mengejar karier dan uang, tetapi juga mengisi aspek kehidupan lain, baik itu emosional, membangun hubungan antar manusia dengan baik, serta mengembangkan aspek spiritual dalam hidup?
Beberapa teman, bila sedang berdiskusi seputar masalah kualitas kehidupan, kadang berkomentar: “Kalau sudah sibuk ‘cari makan’ mana sempat memikirkan kualitas hidup lagi?” Ya, kita semua bisa merasakan betapa kehidupan makin kompleks, krisis datang silih berganti, tantangan untuk mencapai target kerja terus ada di depan mata, sehingga seolah kita tidak punya waktu atau energi untuk melakukan hal-hal lain yang ingin kita lakukan.
Namun, apakah semua situasi itu akan menghalangi kita bersikeras untuk menjadi “a better person”? Mungkinkah kita membiarkan diri kita melepas standar kualitas hidup dan menjalani kehidupan kita dengan “pasrah” atau biasa-biasa saja? Pada akhirnya, kita akan bertanya pada diri sendiri: “Apakah sebagai manusia kita sudah berbuat optimal, mendalam, otentik, dan berenerji? Apakah kita punya kemauan kuat untuk “jadi yang terbaik” dalam kehidupan kita yang hanya satu-satunya ini?
Melihat gaya hidup teman atau kerabat yang tutup usia secara tiba-tiba, kita bisa belajar bahwa hidup memang perlu didesain. Hidup seperti apa yang ingin kita jalani? Bagaimana kita ingin dikenang oleh orang saat kita tiada? “Warisan” apa yang ingin kita tinggalkan? Legenda macam apa yang akan tinggalkan?
Olah pribadi
Kita sering melihat banyak orang mengambil posisi “tengah” alias posisi “aman”. Mereka tidak berusaha memperjuangkan ide dan pendapatnya kuat-kuat, namun lebih memilih untuk menyenangkan semua pihak. Dalam berprestasi, ada orang yang puas dengan menjadi “rata-rata”, berorientasi pada penilaian pihak eksternal, sehingga tidak menuntut dirinya untuk selalu mencapai titik terbaik. Padahal, seorang ahli mengatakan: “Mediocrity isn't a quest to be pursued “. Kita tidak akan "jadi apa-apa" atau menciptakan apa-apa, bila selalu berada di posisi “so-so” atau merasa diri “sekadar” pegawai, “sekadar” manager, atau “sekadar” orang kecil.
Kita tentu kagum bila mendengar ada petani di kampung yang bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga betul-betul sukses. Orang seperti ini, tidak melihat dirinya “sekadar” petani, namun ia bisa melihat masa depan sampai ke titik yang paling optimal.
Apapun posisi kita dalam organisasi, kita sesungguhnya punya peran penting dan perlu bangga dengan peran yang kita jalankan. Seorang arsitek, planner, desainer, sekretaris, dan trainer, punya peran untuk menghasilkan ciptaan-ciptaan yang lebih efisien, baik itu ide, buku, atau sistem yang bisa mempermudah hidup dan pekerjaannya. Menjalankan peran dengan bangga dan “all out”-lah yang akan menciptakan happiness dan sekaligus meningkatkan kualitas hidup kita.
Ada individu yang kerap merasa bahwa ia sudah mengembangkan diri dan tinggal menjalankan hidup saja. Padahal, pribadi itu ibarat pensil. Pensil yang baik akan bisa digunakan untuk menulis, namun sebentar-sebentar perlu diasah. Pensil yang tumpul tidak bisa menulis dengan baik, dan menjadi usang dan ditinggalkan bila tidak dipertajam.
Kita pun, ibarat pensil, senantiasa perlu belajar mengasah ketrampilan dalam hubungan sosial, menebalkan keyakinan, dan tidak boleh puas dengan keadaan yang sudah dicapai. Individu yang mudah merasa puas, akan cepat menunjukkan sikap dirinya selalu benar, “sok tahu” tanpa rasa ingin memperbaiki diri.
Sebaliknya, orang yang berorientasi pada kualitas hidup yang lebih baik, akan berusaha memperbaiki tutur katanya, senantiasa mawas diri untuk memperbaiki hubungan baik, dan mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dengan rendah hati tetapi progresif. Kualitas hidup tidak bisa berhenti pada satu tingkat tertentu, namun perlu terus diupayakan dari waktu ke waktu, sampai akhir hayat kita.
Good living = good work
Kita tidak akan bisa meningkatkan kualitas hidup tanpa meluangkan waktu untuk melakukan evaluasi. Saringan evaluasi pertama adalah mengecek: "Apakah hal yang kita kerjakan ini bisa meninggalkan value di masa depan?" Saringan kedua adalah menguji: “Apakah apa yang kita lakukan saat ini sudah optimal kualitasnya dan bisa dites ‘excellence’-nya?” Saringan ketiga adalah memahami: “Apakah hal yang kita jalani ini memang berasal dari diri kita dan mengangkat harkat kita sebagai manusia?”
Bila kita menyaring tindakan kita dengan ketiga saringan tadi, maka dengan sendirinya integritas yang sekarang didengung-dengungkan orang pun akan terjaga.
Sebagai manusia yang diberkahi akal budi, sangat terbuka kesempatan bagi kita untuk mengoptimalkan kualitas diri sebagai mahluk hidup. Kita tidak perlu mengakhiri hidup ini dengan penyesalan, kalau saja kita tidak henti-hentinya mendera diri kita untuk selalu lebih baik, lebih cepat, lebih hemat, lebih berintegritas, dan lebih bermartabat.
Kitalah yang memilih untuk melakukan hal yang benar-benar kita minati. Kita bisa memilih hobi dan passion kita, sekaligus membuat prioritas. Kitalah yang menentukannya, bukan orang lain. Seperti yang dikatakan penyair Antonio Machado: "Walker, there is no path; the path is made by walking."
Dengan menjalankan good living kita pasti akan melakukan good work juga.
(Eileen Rachman/Sylvina Savitri, EXPERD Consultant)
Seorang PEMIMPIN..
Bunda Ira Deviani,...
Pemimpin tidak bersaing dengan yang dipimpinnya,
karena pemimpin harus paham
bahwa orang orang yang dipimpin adalah
orang orang yg harus dididik untuk jadi pemimpin
pemimpin yang jauh melebihi dirinya,
mari kita didik orang orang yang kita pimpin
agar mereka jadi pemimpin yang tidak hanya cerdas,ahli,
tetapi juga memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi untuk peduli pada lingkungannya
Jumat, 11 Mei 2012
40 Keistimewaan Wanita
Bismillahirrahmaanirrahiim
Artikel ini sangat inspiratif. Tapi, mengenai benar tidaknya hanya
Allah yang Maha Mengetahui. ”Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah seru sekalian alam. Yang telah
memberi kita nikmat Iman dan Islam, serta nikmat sehat. Salawat dan
salam kita sampaikan kepada Nabi
Muhammad, kepada keluarganya serta para sahabatnya. Istimewanya wanita
: Menurut Islam, do’a wanita lebih makbul daripada do’a pria karena
sifat penyayang seorang wanita yang lebih kuat daripada pria. Ketika
ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda: ”Ibu
(wanita) lebih penyayang daripada bapak (pria) dan do’a orang yang
penyayang tidak akan sia-sia.”
Berikut adalah 40 (empatpuluh)
keistimewaan wanita menurut Islam
1. Wanita yang sholehah (baik) itu
lebih baik daripada 70 orang pria yang sholeh.
2. Barang siapa yang
menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang
senantiasa menangis karena takutkan Allah dan orang yang takutkan Allah
akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
3. Barang siapa yang
membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan
kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah
mendahulukan anak perempuan daripada anak pria. Maka barang siapa yang
menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail
alaihissalam.
4. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal
bersama aku (Rasulullah) di dalam surga.
5. Barang siapa mempunyai tiga
anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau
dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan
mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggung
jawab, maka baginya adalah surga.
6. Dari Aisyah radiallahu anhu
”Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya,
lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi
penghalang baginya daripada api neraka.” 7. Surga itu di bawah telapak
kaki ibu.
8. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka
jawablah panggilan ibumu dahulu.
9. Wanita yang taat berkhidmat kepada
suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga.
Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
10. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di
udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar
baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta
menjaga sembahyang dan puasanya).
11. Aisyah berkata, ”Aku bertanya
kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?”
Jawab baginda, ”Suaminya.” ”Siapa pula berhak terhadap pria?” tanya
Aisyah kembali, jawab Rasulullah, ”Ibunya.”
12. Perempuan apabila
sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya
serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja yang
dia kehendaki.
13. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan
agama, maka Allah memasukkan dia ke dalam surga lebih dahulu daripada
suaminya (10.000 tahun).
14. Apabila seseorang perempuan mengandung
janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah
mencatatkan baginya setiap hari dengan 1.000 kebaikan dan menghapuskan
darinya 1.000 kejahatan.
15. Apabila seseorang perempuan mulai sakit
hendak bersalin, maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang
berjihad pada jalan Allah.
16. Apabila seseorang perempuan melahirkan
anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya
melahirkannya.
17. Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi
ibu itu setiap tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
18.
Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit,
maka Allah memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan
ikhlas untuk membela agama Allah.
19. Seorang wanita sholehah adalah
lebih baik daripada 70 orang wali.
20. Seorang wanita yang jahat adalah
lebih buruk daripada 1.000 pria yang jahat.
21. 2 rakaat sholat dari
wanita yang hamil adalah lebih baik daripada 80 rakaat sholat wanita
yang tidak hamil. 22. Wanita yang memberi minum air susu ibu (asi)
kepada anaknya daripada badannya (susu badannya sendiri) akan dapat satu
pahala daripada tiap-tiap titik susu yang diberikannya.
23. Wanita
yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah di dalam keadaan
letih akan mendapat pahala jihad.
24. Wanita yang melihat suaminya
dengan kasih sayang dan suami yang melihat istrinya dengan kasih sayang
akan dipandang Allah dengan penuh rahmat.
25. Wanita yang menyebabkan
suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab
rumah tangganya akan masuk surga 500 tahun lebih awal daripada suaminya,
akan menjadi ketua 70.000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan
dimandikan di dalam surga. Dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda
yang dibuat daripada yakut.
26. Wanita yang tidak cukup tidur pada
malam hari karena menjaga anak yang sakit akan diampuni oleh Allah akan
seluruh dosanya dan bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12
tahun pahala ibadah.
27. Wanita yang memerah susu binatang dengan
”bismillah” akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan. 28.
Wanita yang menguli tepung gandum dengan ”bismillah” Allah akan
berkatkan rezekinya.
29. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir
akan mendapat pahala seperti menyapu lantai di baitullah. 30. Wanita
yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.
31. Wanita yang
hamil akan dapat pahala beribadah pada malam hari.
32. Wanita yang
bersalin akan mendapat pahala 70 tahun sholat dan puasa dan setiap
kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.
33.
Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas bersalin, dia akan
dianggap sebagai mati syahid.
34. Jika wanita melayani suami tanpa
khianat, akan mendapat pahala 12 tahun sholat.
35. Jika wanita menyusui
anaknya sampai cukup tempo (2,5 tahun), maka malaikat-malaikat di
langit akan kabarkan berita bahwa surga wajib baginya.
36. Jika wanita
memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi
pahala satu tahun sholat dan puasa.
37. Jika wanita memijat suami tanpa
disuruh akan mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memijat suami
bila disuruh akan mendapat pahala 7 tola perak.
38. Wanita yang
meninggal dunia dengan keridhoan suaminya akan memasuki surga.
39. Jika
suami mengajarkan istrinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun
ibadah.
40. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di
akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati
auratnya yaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah. –Aamiin—
_ _ _ Dari banyak sumber .
Bandung (kembali) diguyur hujan
Bandung kembali diguyur hujan, siang ini dari lantai 5 gedung kantor,...... menikmati hujan yang derasnya luar biasa... kilat, petir, gel...
-
Menulis, salah satu aktivitas untuk mencurahkan isi hati dengan bebas😋 media mencurahkan isi pikiran, media tempat berlabuhnya ide dan gag...
-
Allah SWT Berfirman,"Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus h...